Algoritma Aplikasi Kencan Mengubah Pola Asmara Kita?

Algoritma Aplikasi Kencan Mengubah Pola Asmara Kita?

Cinta telah mengalami revolusi digital. Sejak kehadiran aplikasi kencan, algoritma menjadi kupid (penyambung hubungan asmara) modern, memengaruhi bagaimana kita bertemu, berinteraksi, hingga menjalin hubungan.

Menurut laporan “How Couples Meet and Stay Together Project” oleh Michael J. Rosenfeld (2017), pasangan yang bertemu lewat aplikasi kencan cenderung menikah lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang bertemu secara tradisional.

Teknologi ini memperluas pilihan pasangan, mempercepat proses pencarian, dan bahkan mematahkan stigma bahwa kencan online hanya untuk hubungan singkat tanpa komitmen. Namun, apakah algoritma benar-benar memahami cinta, ataukah sekadar membentuk pola baru yang bisa menjadi pedang bermata dua?

“The human spirit must prevail over technology.” —Albert Einstein

(Jiwa manusia harus menang melawan teknologi).

Sementara algoritma menyederhanakan urusan asmara, dampaknya pada hubungan jangka panjang menjadi perdebatan. Yuk, kita lihat lebih dalam bagaimana algoritma cinta ini bekerja dan apa konsekuensinya bagi hubungan manusia.

Aplikasi kencan mempertemukan seseorang yang ingin membangun hubungan serius | Ilustrasi gambar: freepik.com/freepik

Algoritma Aplikasi Kencan yang Mengatur Preferensi

Algoritma pada aplikasi kencan tidak sesederhana mencocokkan pria lajang dengan wanita lajang. Mereka menganalisis data preferensi seperti usia, lokasi, hingga minat.

Penelitian Hutson et al. (2018) menunjukkan bahwa algoritma ini sering bias terhadap gender dan ras, sehingga membuat pasangan tertentu lebih sering direkomendasikan daripada yang lain.

Namun, Stephanie Tong dan Richard B. Slatcher mengungkap bahwa placebo effect algoritma – ekspektasi positif terhadap pasangan yang “dipilihkan” – dapat meningkatkan kualitas interaksi awal.

Pengguna aplikasi kencan mendapatkan harapan baru akan pasangan yang lebih sesuai | Ilustrasi gambar: freepik.com/mego-studio

Tetapi apakah algoritma benar-benar memahami apa yang kita butuhkan dalam pasangan? Teknologi ini belum mampu menilai aspek emosional yang mendalam. Maka, hubungan jangka panjang yang sukses lebih sering bergantung pada faktor non-algoritmik seperti komunikasi dan empati.

Aplikasi kencan mengganti interaksi langsung dengan layar digital, menciptakan pola baru dalam percintaan. Sebelumnya, tatap muka menjadi kunci hubungan emosional, tetapi kini swipe kanan atau kiri menentukan nasib asmara. Menurut Tong dan Slatcher, keintiman awal yang terbentuk secara digital sering kali berbeda.

Pergeseran ini juga mengubah ekspektasi. Pasangan yang bertemu melalui aplikasi cenderung lebih percaya diri karena merasa algoritma telah menyaring pasangan yang “sesuai.” Namun, ketika hubungan menghadapi tantangan nyata, ekspektasi ini bisa menjadi jebakan.

Hubungan atau Eksperimen Teknologi?

Dalam jangka panjang, hubungan yang dimulai dari aplikasi kencan menghadapi tantangan unik. Rosenfeld menyebutkan, meski pasangan online lebih cepat menikah, mereka juga lebih cepat menghadapi konflik jika harapan tidak terpenuhi.

Hutson et al. memprediksi bahwa masa depan aplikasi kencan akan mengintegrasikan data biometrik, seperti detak jantung atau pola otak, untuk menghasilkan rekomendasi lebih akurat. Tapi apakah ini akan menciptakan hubungan lebih autentik atau justru semakin memanipulasi kita?

Pasangan kekasih yang disatukan teknologi| Ilustrasi gambar: freepik.com/freepik

Teknologi memang membantu kita bertemu dengan lebih banyak orang. Namun, cinta sejati tetap melibatkan manusia yang penuh emosi, bukan sekadar data. Albert Einstein pernah berkata bahwa teknologi tidak boleh menggantikan jiwa manusia. Maka, kita harus bijak menggunakan aplikasi kencan sebagai alat, bukan pengganti interaksi manusia.

Jika algoritma menjadi kupid baru, tugas kita adalah memastikan bahwa cinta tetap manusiawi. Apakah Anda siap menjadikan teknologi sebagai pelengkap, bukan pengendali, dalam mencari cinta?

Maturnuwun,

Agil Septiyan Habib

NB : Temukan juga artikel menarik dan cerdas lainnya disini.

Daftar Pustaka

  1. Rosenfeld, Michael J. (2017). How Couples Meet and Stay Together Project.
  2. Tong, Stephanie & Slatcher, Richard B. (2018). The Influence of Technology on Romantic Relationships.
  3. Hutson, M., et al. (2018). Matching Algorithms in Online Dating.