Ada fenomena yang belakangan ini mendapat banyak perhatian dalam dunia psikologi dan kesehatan mental, yakni mental load atau beban mental. Meskipun banyak orang sering kali mengaitkan kelelahan dengan pekerjaan fisik, nyatanya kelelahan mental justru lebih sulit terlihat dan sering kali lebih menguras energi.
Mental load kerap dialami oleh individu yang harus multitasking atau memikirkan banyak hal sekaligus. Tak hanya orang dewasa di tempat kerja, namun juga para ibu rumah tangga yang harus mengurus keluarga, atau bahkan pelajar yang dihadapkan dengan tugas akademis yang kompleks.
Beban mental ini tidak hanya mengganggu kemampuan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan, tetapi juga berpotensi meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental dan fisik. Menurut penelitian yang dilakukan oleh K. M. Smith et al. (2019) dalam jurnal Cognitive Psychology, dampak dari mental load dapat meliputi peningkatan kadar stres, sulit tidur, hingga gangguan pada sistem imun tubuh.
Ditambah lagi, B. Harrison & S. Claridge (2022) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa burnout dan masalah kesehatan mental lainnya kerap ditemukan pada individu yang berhadapan dengan mental load berlebih di lingkungan kerja modern.
Mental load bukan sekadar “mikir banyak,” tetapi menyangkut tekanan emosional dan mental yang terjadi ketika seseorang terus-menerus memikirkan tanggung jawab dan tugas yang perlu diselesaikan.
“He who thinks too much about every step he takes will always stay on one leg.” – Friedrich Nietzsche
“Barang siapa yang terlalu memikirkan setiap langkahnya, maka dia akan tetap berdiri di atas satu kaki.”
Dampak Psikologis dan Fisiologis
Secara sederhana, mental load bisa dipahami sebagai “beban tak kasat mata” yang terbentuk dari tuntutan mental dan emosional seseorang. Tugas-tugas yang harus kita pikirkan secara terus-menerus (mulai dari urusan pekerjaan, mengurus rumah tangga, hingga perencanaan masa depan) yang dapat menyebabkan kelelahan otak.
Menariknya, K. M. Smith et al. (2019) dalam studinya menunjukkan bahwa mental load berhubungan langsung dengan peningkatan kadar kortisol, yaitu hormon stres, yang jika dibiarkan terus-menerus dapat berujung pada kondisi kesehatan yang memburuk, bahkan tanpa adanya aktivitas fisik yang signifikan.
Mental load tidak hanya berdampak pada kesehatan mental tetapi juga kesehatan fisik. Ketika seseorang merasa terbebani oleh mental load, biasanya mereka akan mengalami kecemasan, depresi ringan, dan bahkan insomnia. Selain itu, seperti yang diungkapkan Harrison & Claridge (2022), mental load berlebih dalam waktu lama dapat menimbulkan efek burnout yang serius, bahkan di usia muda.
Fenomena ini menjadi semakin umum dalam lingkungan kerja modern yang sering kali menuntut individu untuk terus aktif secara mental meskipun tidak melakukan banyak aktivitas fisik.
Cara Mengelola dan Mengurangi Beban Mental
Banyak orang menganggap bahwa karena mental load tidak tampak secara kasat mata, dampaknya pun tidak signifikan. Namun, beban mental ini menumpuk seiring waktu dan menjadi sangat sulit untuk dikelola tanpa teknik yang tepat.
Mental load sering kali terjadi pada mereka yang mengemban tanggung jawab besar, baik di rumah, tempat kerja, ataupun lingkungan sosial. Untuk mengurangi efek dari mental load, penting bagi kita untuk mengenali batas diri dan melakukan strategi yang efektif. Salah satunya dengan membuat prioritas dan menghindari multitasking yang berlebihan.
Penelitian terbaru menyarankan untuk memberikan waktu khusus untuk setiap tugas yang dikerjakan, serta membuat daftar prioritas untuk mengurangi beban mental. Selain itu, melibatkan anggota keluarga atau rekan kerja dalam pembagian tugas juga bisa menjadi cara efektif untuk mengurangi beban mental. Menghindari konsumsi informasi berlebih, misalnya dengan membatasi waktu media sosial, juga dapat membantu mengurangi beban mental yang dirasakan sehari-hari.
Mental load, walaupun tidak terlihat dan sering kali diabaikan, memiliki dampak signifikan pada kualitas hidup kita. Penting untuk mengenali gejalanya dan mengelola mental load dengan tepat untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Dengan strategi yang tepat, beban mental ini dapat dikelola dan dikurangi agar tidak berpengaruh buruk pada kesejahteraan kita.
Maturnuwun,
Agil Septiyan Habib
NB : Temukan juga artikel psikologi kecerdasan lainnya disini.