Buffer stock atau stok pengaman dan Re-Order Point (ROP) oleh sebagian kalangan sering dipahami sebagai acuan yang kaku di dalam aktivitas operasional sebuah bisnis. Dengan kata lain, penentuan buffer stock dan ROP hanya dilakukan satu kali saja pada awal penyusunan rencana produksi dan berlaku selamanya tanpa perlu dievaulasi ataupun diperbarui.
Padahal, situasi dan kondisi dalam perjalanan sebuah bisnis sangatlah dinamis. Senantiasa terjadi perubahan setiap periodenya. Terkadang permintaan tinggi, tapi adakalanya rendah. Bisa jadi ada perubahan strategi bisnis, tren pasar, dan lain sebagainya.
Bagaimanapun, situasi semacam itu tidaklah bisa dihindari. Ada sesuatu diluar sana yang berlangsung secara dinamis, misalnya terkait beberapa hal yang sudah diutarakan tadi.
Sehingga pelaku bisnis harus memiliki fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang baik terhadap segala perubahan yang ada. Sembari tetap berusaha menjaga agar operasional tetap mengusung prinsip produktif, efektif, dan efisien.
Maka dari itu, mengakomodasi buffer stock dan ROP dinamis bisa menjadi opsi penanggulangan dari situasi yang tidak bisa diprediksi tersebut.
Review Berkala
Situasi yang dinamis perlu dipandang dalam rentang waktu yang tidak terlalu singkat juga tidak terlalu lambat. Sebagai contoh, membaca dinamika permintaan day by day cenderung lebih sukar dilakukan karena dinamikanya terlalu tinggi. Sebaliknya, jika rentang waktu terlalu jauh maka dikhawatirkan gagal memotret tren yang terjadi saat itu.
Dalam hal ini kita bisa menjadikan periode triwulan untuk analisa dinamika permintaan guna menentukan nilai buffer stock dan ROP yang ada. Baik itu untuk buffer stock dan ROP untuk produk akhir ataupun terhadap material dari produk tersebut.
Untuk perbandingan, saya biasanya menggunakan data tiga bulan terakhir untuk me-review situasi permintaan dan juga penggunaan material. Dan itu dilakukan secara rutin setiap bulan. Jadi, kita selalu memperbarui data tiga bulan terakhir ke belakang untuk memetakan dinamika yang terjadi kala itu.
Biasanya, akan selalu terjadi pergeseran di dalam nilai buffer stock dan ROP. Namun, perubahan itu umumnya kecil dan tidak langsung menampakkan perbedaan drastis dari periode sekarang dan periode sebelumnya. Dengan demikian perubahan tidak terjadi secara dramatis.
Perlu diketahui bahwa perubahan yang drastis dalam penentuan nilai buffer stock serta ROP ini bisa memicu lahirnya masalah baru. Contohnya, ketika biasanya kita melakukan order ke suplier dalam jumlah X dan tiba-tiba di bulan berikutnya turun atau naik drastis menjadi seperempatnya atau empat kali lipatnya tentu hal itu akan membuat pihak suplier kelabakan.
“Kok tiba-tiba turun drastis ?”, “Kok tiba-tiba naik pesat?”.
Kalau sekedar dicereweti mungkin tidak jadi soal. Tapi bagaimana jika mereka sudah menyiapkan stok dalam jumlah besar sementara kita membuat kondisi stok kita terjun bebas. Atau sebaliknya.
Ketidakpastian adalah tantangan terbesar dalam membuat rencana produksi. Sehingga untuk mengantisipasinya dibuatkan buffer stock dan ROP guna meminimalkan risiko fluktuasi.
Ketika buffer stock dan ROP dirancang untuk turut bergerak secara dinamis maka hal itu akan sangat membantu kelancaran rencana produksi sehingga potensi downtime dan inefisiensi dapat dihindari.
Kecepatan Respon
Salah satu manfaat besar yang didapatkan dari penentuan buffer stock dan ROP yang dinamis adalah meningkatkan service level terhadap konsumen. Respon yang diberikan akan lebih cepat seiring persiapan yang lebih baik karena telah mengikuti perkembangan dari waktu ke waktu.
Bisnis yang paling bisa eksis di era persaingan seperti sekarang adalah mereka yang peka terhadap dinamika yang terjadi. Dan dengan menggunakan tools berupa buffer stock dan ROP hal itu setidak-tidaknya menjadikan kita selangkah lebih baik daripada pelaku bisnis lain yang kaku dan lambat menyikapi perubahan.
Maturnuwun.
Agil Septiyan Habib, Planmaker