Tag Komunitas Inklusif

Marketplace Kompleks Perumahan

Permisi.. Paket..!” Terdengar sebuah suara dari depan rumah yang menandakan bahwa pesanan COD kami sudah datang. Tiga porsi mie ayam bakso yang beberapa saat sebelumnya kami beli dari blok sebelah di perumahan melalui “Marketplace Kompleks”.

Harganya lumayan. Bahkan bisa dibilang murah malah. Lebih nyamannya lagi, kami cukup menunggu pesanan sembari bersantai di rumah tanpa harus mendatangi lapak dagangan.

Kawasan perumahan bisa menjadi wadah kegiatan marketplace kompleks dari para penghuninya | Ilustrasi gambar : kompas.com / BP Tapera

Pada momen yang lain tidak jarang kami mengambil “peran” sebaliknya. Menjadi pihak yang menerima order dan mengirimkan barang pesanan menuju ke alamat rumah pemesan.

Mulai dari satu gang, gang sebelah, hingga beda blok sudah menjadi rutinitas harian. Pagi, siang, sore, malam tidak ada batasan. Selama ada yang memesan, maka COD kapanpun siap dilakukan.

Hampir segala jenis barang kebutuhan rumahan bisa ditemukan di Marketplace Kompleks perumahan kami. Sedari jajanan sampai kebutuhan pokok harian bisa dijumpai disana.

Memang, sebenarnya belum ideal juga untuk disebut Marketplace karena bentuknya hanya berupa WhatsApp Group (WAG) berisikan nomor kontak ibu-ibu dari berbagai blok di satu kawasan perumahan, yang saling bertukar informasi serta bertransaksi jual beli.

Siapa yang punya barang tinggal unggah saja di WAG. Begitupun ketika ada yang tertarik untuk membeli tinggal japri langsung kepada penjualnya. Sebuah proses sederhana tanpa algoritma teknologi yang rumit.

Hebatnya, volume transaksi yang terjadi disana tidak bisa dibilang kecil. Pernah kami dalam satu hari berhasil memperoleh omset jualan jajanan diatas seratus ribu rupiah. Saat itu akhir pekan. Sedangkan untuk hari-hari biasa mungkin hanya separuhnya.

Akan tetapi, hal itu sudah terbilang lumayan karena kami hanya “beroperasi” malam hari sepulang kerja. Sementara untuk para penghuni perumahan lain yang memang sudah full time beroperasi di Marketplace Kompleks ini bisa dibilang merengguk untung melimpah.

Media Berbagi Rezeki

Kami melihat potensi Marketplace Kompleks perumahan kami masih akan terus bertumbuh dalam beberapa waktu mendatang, mengingat pembangunan kawasan perumahan masih terus berjalan. Baru sekitar separuhnya saja lahan yang telah terisi bangunan rumah.

Seiring adanya pembangunan rumah baru dan datangnya penghuni baru, maka jumlah member Marketplace akan semakin bertambah. Dengan kata lain, potensi pemasaran akan ikut meningkat.

Kesempatan untuk mendapatkan pemasukan tambahan akan semakin besar, khususnya bagi kaum ibu-ibu perumahan. Terlebih mengingat kebanyakan dari mereka hanya bertugas sebagai ibu rumah tangga yang hanya menerima uang bulanan dari suaminya.

Dengan adanya Marketplace Kompleks ini tak ayal ibu-ibu perumahan yang biasnya jenuh menunggu di rumah atau sekadar menjaga toko kelontong depan rumah menjadi memiliki opsi lain untuk mendapat pemasukan.

Hanya bermodal chat WA dan kendaraan untuk COD maka pundi-pundi pemasukan pun siap dinikmati.

Bahkan tanpa kendaraan pun sebenarnya juga bisa, cuma lingkup jangkauannya saja terbatas. Karena kami pernah memesan suatu barang dari tetangga perumahan di ujung gang yang mengantarkan barang adalah anak kecil seumuran 4-5 tahun yang berjalan kaki.

Kasian sih, tapi lucu, sekaligus salut.

Seenggaknya, WAG Marketplace Kompleks ini sudah bisa menjadi media berbagi rezeki antara satu penghuni dengan penghuni yang lain dan membuat roda ekonomi lebih lancar perputarannya.

Apalagi mengingat situasi ekonomi belakangan yang serba sulit sehingga membuat sebagian orang mesti berpikir ulang setiap kali ingin membeli sesuatu, baik itu membeli barang kebutuhan ataupun sekadar jajanan.

Komunitas Inklusif

Pernah terpikir bahwa komunitas ini sebaiknya disempurnakan dalam rupa platform yang lebih fokus dan profesional. Namun sepertinya hal itu hanya akan memunculkan eksklusivitas interaksi antara pemilik platform dan penggunanya.

Hal itu berbeda sekali dengan sekarang dimana semua penghuni WAG bisa dibilang sebagai pemilik bersama komunitas ini.

Tidak ada yang menjadi owner, founder, atau apapun sebutannya. Barangkali hanya status admin dan bukan admin saja yang berbeda. Dengan kewenangan bisa memasukkan anggota baru atau tidak.

Itupun tidak ada gaji atau insentif yang diberikan khusus kepada mereka. Semua serba sukarela. Gratis. Hanya dilandasi semangat saling berbagi dan bertukar kesempatan untuk sama-sama meraup keuntungan satu dengan yang lain.

Ini adalah komunitas yang inklusif bagi semua warga perumahan.

Yang diperlukan disini hanyalah kesabaran dan kesadaran. Sabar dalam menyaksikan pelapak lain terus mengunggah dagangannya sehingga menutupi jualan kita. Serta sadar diri bahwa yang menggunakan WAG itu bukan diri kita sendiri saja sehingga mesti memberi ruang untuk tumbuh bersama.

Dinamika ala emak-emak kompleks juga sudah lumrah terjadi. Ngomongin tetangga (pelapak) kanan kiri karena satu dan lain hal sudah biasa. Yang penting tidak ngomong langsung di depan muka. Karena bagaimanapun yang terpenting adalah cuan dan cuan. Terkait hati biar jadi urusan belakangan.

Maturnuwun,

Agil Septiyan Habib

NB : Temukan artikel Radius Nol lainnya disini.